Sebelum membahas pengaruhnya terhadap kehidupan sehari-hari remaja Indonesia,ada baiknya kita tahu apa itu globalisasi.
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang
dimunculkan, kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yang
akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi pedoman
bersama bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. (Menurut Edison A. Jamli
dkk.Kewarganegaraan.2005).
Pengaruhnya terhadap remaja Indonesia
Dari jaman sebelum merdeka Indonesia mempunyai kalangan muda yang kuat dan sangat berpengaruh.Banyak peristiwa-peristiwa yang bersejarah di buat oleh para pemuda.Contohnya seperti pada awal kemerdekaan.Kaum muda terus mendesak Soekarno dkk untuk segera memproklamasikan kemerdekaan.Di jaman Soeharto para mahasiswa menggelar demo besar-besaran menuntut turunnya Soeharto.Namun akhir-akhir ini sepertinya golongan pemuda cenderung lebih pasif.Yang tua makin berkuasa yang muda makin sengsara.Apakah karena mereka-mereka yang sedang duduk di kursi pemimpin sengaja tidak memperhatikan kaum penerusnya atau memang kaum penerusnya yang lebih memikirkan kesenangan masa mudanya.Tengok saja pada kebiasaan remaja jaman ini,lebih menyukai budaya asing dan melupakan budaya bangsanya sendiri yang dianggap kolot.Remaja masa kini dianggap ketinggalan jaman jika tidak mengetahui perkembangan budaya musik,film,bahkan budaya-budaya yang kurang bermoral dan jauh dari nilai-nilai Pancasila.Peradaban Barat dan Amerika telah
mentranformasikan suatu masyarakat mekanis yang didasarkan pada materi
dan konsumerisme. Mimpi menjadi bintang popular dan gemerlap kemewahan
merupakan mitos masyarakat konsumeris. Misalnya adalah ajang kontes
idol, dalam waktu singkat telah menjadi magnet bagi remaja yang ingin
terkenal dengan keringat minimal. Acara-acara sejenis sudah menular ke
berberapa negara seperti India, Filipina, Malaysia, Singapura, Vietnam
termasuk Indonesia dengan beragam variannya.Realitas kehidupan berbudaya remaja kita yang
rentan terhadap invasi budaya luar sungguh tidak bisa diandalkan untuk
menghadapi kehidupan yang sudah meng-global. Remaja-remaja kita sudah
begitu dekat dengan budaya konsumtif sehingga tidak mengherankan budaya
yang demikian mendorong perilaku korup. Fenomena ini harus ditangani
segera dengan melibatkan berbagai pihak, yaitu dengan
menginternalisasikan karakter bangsa melalui pendidikan yang humanis
agar banga ini survive di era global. Oleh karenanya, menurut Warsono
dalam tulisannya “Globalisasi dan Perubahan Budaya” remaja-remaja kita
harus segera meninggalkan paradigma berpikir diagonalistik menjadi
berpikir alternatif. Karena dengan berpikir alternatif, kita melihat
perbedaan itu bukan dari sudut pandang kalah-menang, tenar-tidak
terkenal tetapi hanya sebagai pilihan-pilihan (alternatif). Dengan
paradigma berpikir demikian, diharapkan remaja kita bisa terhindar dari
silang sengkarut konflik pribadi yang tidak menutup kemungkinan malah
bisa menjadi pemicu konflik sosial.Jadi sekali lagi jadikan Indonesia sebagai tuan rumah di negeri sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar